Aspirin ternyata tak hanya ampuh untuk mengatasi sakit kepala. Tim ahli gabungan dari Cina dan Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa obat ini bermanfaat juga untuk mencegah gangguan pendengaran akibat antiobiotik jenis aminoglycosides. Perlu diketahui, antibiotik jenis tersebut biasa digunakan selama sekitar 60 tahun untuk mengobati infeksi akut, TBC, dan sejumlah penyakit lainnya. Sayangnya, efek sampingnya adalah kehilangan kemampuan pendengaran.
Penemuan ini ditulis dalam New England Journal of Medicine dan melibatkan 195 pasien Cina yang menerima antara 80 hingga 160 miligram gentamicin (sejenis aminoglycoside) lewat infus, dua kali sehari. Pemberian dilakukan selama lima hingga tujuh hari. Di antara para pasien tersebut, 89 orang di antaranya menerima pula pengobatan aspirin. Sedangkan 106 lainnya menerima obat yang berdampak plasebo (seolah-seolah menyembuhkan), selain menerima pengobatan antibiotik.
Ternyata tingkat kehilangan pendengaran pada pasien yang meminum aspirin sebesar 3 persen. Sedangkan mereka yang tidak diberi aspirin ada 13 persen yang menderita gangguan. Terbukti pula bahwa pada pasien yang diberi aspirin, 75 persen yang menderita kehilangan pendengaran dengan tingkat keparahan yang lebih rendah.
''Kami ingin menyebarkan penemuan ini kepada komunitas medis di seluruh dunia sehingga Anda bisa melakukan pencegahan untuk menekan risiko pada pasien Anda. Aspirin mudah diperoleh dan terjangkau,'' kata Jochen Schacht, profesor kimia biologi pada bidang Telinga, Hidung dan Tenggorok (THT) di sekolah kedokteran University of Michigan (U-M) ''Sebelumnya, kami menemukan bahwa pengobatan itu berhasil pada tikus, namun saya sangat senang saat menemukan bahwa cara ini pun berhasil pada manusia. Menerapkan penelitian dari hewan kepada manusia bukan hal yang mudah,'' kata Schacht. (n yyn )
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=247010&kat_id=123
0 comments:
Post a Comment